Sabtu, 23 Maret 2019

DELIA 3


PERJODOHAN DAN KEGAGALAN
Part 1
Sekarang ini otakku sedang dikuras habis-habisan oleh dunia pendidikan , ya.. inilah masa-masa dimana aku disibukkan oleh berbagai ujian,try out dan persiapan sbmptnku. Dan juga tentunnya ini adalah akhir dari masa SMAku . Masa SMA yang penuh dengan cerita dan berbagai warna . Pada part ini aku hanya akan menceritakan secercah kisah perjodohanku dengan Fahrizal Mulyadi. Lelaki yang tidak terlalu tampan tapi manis,beralis tebal hitam, warna kulit sawo matang, bertubuh kekar tinggi layaknya Agung Hercules (ini mungkin karena aku terlalu kecil jika disandingkan dengan dia wkwk)bersifat tertutup, misterius , pendiam dan tentunnya penyabar.Hah.. dari sekian panjangnya aku mendeskripsikan dia intinnya dia itu ideal dan mungkin idaman para wanita. Ku katakan seperti itu bukan karena dia calon suamiku tapi memang hal itu benar adannya bahkan saudara sepupuku iri denganku gegara daya tarik dari Fahrizal Mulyadi. Dia biasa dipanggil dengan nama “Ari”.. Ari adalah anggota TNI AL yang sedang menjalani dinas di kota Banten. Kisahku dengan dia berawal dari perjodohan yang berlandaskan keterpaksaan (bagiku). Bagaimana tidak, Bibiku yang mengenalkanku dengan Ari melalui perantara anaknya “Dipta” yang sama-sama anggota TNI AL satu letting dengan Ari. Awalnya niat bibi itu aku kira hanya lelucon belaka karena sudah tidak kaget lagi jika sekeluarga berkumpul pasti aku menjadi korban bully akibat terlalu lama menyandang jomblo. “Mbak tak kenalkan sama TNI ganteng ya biar ndhak jomblo terus” ledek bibiku. “Ah, bulik .. masih kecil” jawabku sedikit kesal.. “Udah , bagi-bagi tugas ae sampean fokus sama sekolahe urusan lelaki nanti bulik ikut partisipasi mencarikan hehe” kata bibi sambil sedikit tertawa. “Piye mas ? Sakne dhewe terus kuwi lo” Tanya bibiku yang dilontarkan pada ayahku . “Aku karek manut bocae” tanggapan ayahku. Saat itu hanya kekesalan yang aku rasa, karena bagaimanapun aku tidak suka diatur-atur jika perkara cinta “mana ada cinta yang dipaksa, kebanyakan nonton sinetron jadi diterapin dalam dunia realita”batinku dengan marah-marah dalam hati. Dan kekesalan itu membuatku benci terhadap laki-laki yang akan dikenalkan denganku (meskipun dia tidak salah sih haha).
                Malam itu dingin sekali, nenekku telepon menyuruh kami berkumpul dirumahnya membahas tentang reuni keluarga yang akan diadakan bulan depan. “Assalammualaikum” . “Waalaikumsalaam” “eh.. mbak lia sinio!” panggil bibiku. Karena aku masih merasa kesal dan akupun sudah bisa meramalkan sesuatu yang akan dibahas oleh bibiku,jadi  aku sengaja berjalan agak melambat dibelakang ibukku memasuki ruang tamu nenekku. “Heh.. sana dipanggil itu lo.Mbok ya cepetan” kata ibuku yang semakin membuatku kesal. “Wonten punapa bulik?” terpaksa kupercepat langkahku. “Dip…Dip..Dip mbak Lia udah datang ini lo” panggil bibiku pada Dipta. “mbak anaknya minta nomor teleponmu” ujar dipta kepadaku. “hah ? siapa?” tanyaku(pur-pura tidak tau) “fahri , cepetan ya”
                Singkat cerita perkenalan itu tidak semulus seperti yang dibayangkan, awalnya memang aku benci pada Ari karena secepat itu menyukaiku. Tapi ada untungnya juga bagiku hehe karena dia aku jadikan motivasi dan moodku untuk belajar. Namun perkenalan dari bulan Desember 2018 hingga  sekarang ,Ari belum pernah sekalipun mencoba mengirimkan pesan kepadaku entah itu hanya bilang “hai” atau sekedar menanyakan kabar. Dalam penantian sepanjang itu membuat konsentrasiku semakin terpecah, antara fokus dengan kesibukan menjadi siswa kelas 12 dengan kisah asmaraku yang tidak jelas.  Ya jelas lah ya setiap insan pasti membutuhkan semangat ketika sedang berjuang untuk masa depan(especially wanita seperti aku). Aku berusaha untuk mengesampingkan Ari, aku mencoba untuk berfikir positif “barangkali dia ingin menguji seberapa kesetiaanku” kata-kata itu selalu muncul dan terlintas saat aku mulai lelah dan putus asa untuk menanti. Aku juga berfikir mungkin saja dia ingin mengajarkanku bagaimana rasanya berjuang sendiri untuk mencapai kesuksesan dimasa nanti. Pernah aku merasa malu dengan diriku. Aku hanyalah siswi SMA yang sebentar lagi akan melangkah untuk merasakan secara langsung kejamnya kehidupan di dunia ini (aku ini masih tergolong bayi) dan aku belum punya karir yang bisa aku banggakan . Sementara Ari, Ari sudah memiliki karir yang sangat membanggakan bahwa sudah bisa dikatakan dia adalah lelaki yang mapan dan sukses. “Mana layak aku bersanding dengannya untuk saat ini, aku terlalu jauh tertinggal dari Ari” ucapku ketika memandang angkasa (seperti puisi sebelumnya jika aku merindukan Ari aku selalu menatap angkasa). Dari situ bangkit semangatku sedikit demi sedikit untuk menyaingi Ari, aku berusaha bagaimana carannya aku harus sukses aku harus bisa lolos ujian untuk masuk universitas impianku dan setidaknya aku nanti bisa menciptakan beberapa prestasi yang bisa mempermudah pekerjaanku setelah wisuda nanti dimana aku akan bangga dengan pencapaianku dan aku sudah merasa pantas untuk menjadi pasangan Ari. Semangat itu bagaikan gelombang terkadang naik turun tidak pasti (seperti dalam pelajaran Fisika terkadang membentuk lembah terkadang juga puncak).
 20 Maret kemarin tepat 3 minggu lalu , ketika itu aku sedang mencurahkan keresahanku tentang kabar Ari yang masih tanda tanya kepada teman sebangkuku si Eka “Mak,terkadang  rasa lelah itu ada” begitu pesan singkat yg kukirimkan pada Eka. “Sabar lah nak mungkin dia sibuk,yang penting tetep semangat ” itulah balasan Eka yang berusaha menguatkanku. Namun selang beberapa detik saja setelah balasan Eka ada notif dari Instagran “Fahrizal Mulyadi mulai mengikuti anda” ..Whatttt??? sontak aku langsung mengabaikan chat dari Eka dan sesegera stalker karena foto profilnya nampak lelaki memakai baju hijau kebanggannya .Ya ,seragam tentara yang dikenakannya pada foto yang profil yang ia pasang. Di kumpulan temanku aku memang terkenal sebagai tukang stalker yang handal, bahkan aku bisa tau tempat tinggal,tanggal lahir bahkan mantan-mantan seseorang lebih dulu sebelum aku mengenalnya lebih dekat. Dan benar saja feelingku,lelaki kelahiran Solo itu adalah lelaki yang akan dijodohkan denganku. Aku seyakin itu karena cirri-ciri yang diberikan adhikku memang sangat mirip dengan dia. Walaupun cirri-ciri yang diberikan kurang spesifik dan hanya : lelaki kelahiran Solo, tingginya ngga terlalu tinggi, ,berwajah manis. Sebenarnya sebelum aku mengetahui dia adalah Ari yang dimaksud adikku,Aku sudah mencari-cari di sosmed baik lewat Instagram maupun Fb dengan Username FAHRIZAL dan banyak sekali kandidat-kandidat yang mana salah satunnya adalah Ari yang dimaksud (Fahrizal Mulyadi) itu sendiri. Para akun yang bernama Ari itu aku screenshoot satu-satu dan aku pantau perkembangannya (maksudku adalah aku ingin melihat apakah Ari-ari tersebut sudah memiliki pasangan selain itu aku mencoba memahami karakternya satu persatu ) maklum lah ya namannya juga bakal suami jadi sebagai calon istri kita harus selektif dwong wkwkwk. Setelah memastikan bahwa ia adalah Ari yang akan dijodohkan denganku segera aku melapor ke Eka dengan mengirimkan screenshoot instagramnya dengan kusertai pesan teks “panjang umur,baru aja digosipin” lalu tak lama Eka menanggapi “gila lu,keren abiss..rejeki jomblo menahun”chat dari Eka itu kubalas dengan kata-kata yang santai agar Nampak biasa meskipun rasannya LUARRR BIASAAAHHH!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI DAN TIMBUNAN MIMPI Mata itu terlihat masih terbuka namun rupanya sang pemilik juga sedang menahan kantuk yang tak kunjung hilang. ...