PERJODOHAN DAN KEGAGALAN
Part 1
Sekarang ini otakku sedang
dikuras habis-habisan oleh dunia pendidikan , ya.. inilah masa-masa dimana aku
disibukkan oleh berbagai ujian,try out dan persiapan sbmptnku. Dan juga
tentunnya ini adalah akhir dari masa SMAku . Masa SMA yang penuh dengan cerita
dan berbagai warna . Pada part ini aku hanya akan menceritakan secercah kisah
perjodohanku dengan Fahrizal Mulyadi. Lelaki yang tidak terlalu tampan tapi
manis,beralis tebal hitam, warna kulit sawo matang, bertubuh kekar tinggi
layaknya Agung Hercules (ini mungkin karena aku terlalu kecil jika disandingkan
dengan dia wkwk)bersifat tertutup, misterius , pendiam dan tentunnya
penyabar.Hah.. dari sekian panjangnya aku mendeskripsikan dia intinnya dia itu
ideal dan mungkin idaman para wanita. Ku katakan seperti itu bukan karena dia
calon suamiku tapi memang hal itu benar adannya bahkan saudara sepupuku iri
denganku gegara daya tarik dari Fahrizal Mulyadi. Dia biasa dipanggil dengan
nama “Ari”.. Ari adalah anggota TNI AL yang sedang menjalani dinas di kota
Banten. Kisahku dengan dia berawal dari perjodohan yang berlandaskan
keterpaksaan (bagiku). Bagaimana tidak, Bibiku yang mengenalkanku dengan Ari
melalui perantara anaknya “Dipta” yang sama-sama anggota TNI AL satu letting dengan
Ari. Awalnya niat bibi itu aku kira hanya lelucon belaka karena sudah tidak
kaget lagi jika sekeluarga berkumpul pasti aku menjadi korban bully akibat
terlalu lama menyandang jomblo. “Mbak tak kenalkan sama TNI ganteng ya biar
ndhak jomblo terus” ledek bibiku. “Ah, bulik .. masih kecil” jawabku sedikit
kesal.. “Udah , bagi-bagi tugas ae sampean fokus sama sekolahe urusan lelaki
nanti bulik ikut partisipasi mencarikan hehe” kata bibi sambil sedikit tertawa.
“Piye mas ? Sakne dhewe terus kuwi lo” Tanya bibiku yang dilontarkan pada
ayahku . “Aku karek manut bocae” tanggapan ayahku. Saat itu hanya kekesalan
yang aku rasa, karena bagaimanapun aku tidak suka diatur-atur jika perkara
cinta “mana ada cinta yang dipaksa, kebanyakan nonton sinetron jadi diterapin dalam
dunia realita”batinku dengan marah-marah dalam hati. Dan kekesalan itu
membuatku benci terhadap laki-laki yang akan dikenalkan denganku (meskipun dia
tidak salah sih haha).
Malam
itu dingin sekali, nenekku telepon menyuruh kami berkumpul dirumahnya membahas
tentang reuni keluarga yang akan diadakan bulan depan. “Assalammualaikum” .
“Waalaikumsalaam” “eh.. mbak lia sinio!” panggil bibiku. Karena aku masih
merasa kesal dan akupun sudah bisa meramalkan sesuatu yang akan dibahas oleh
bibiku,jadi aku sengaja berjalan agak melambat
dibelakang ibukku memasuki ruang tamu nenekku. “Heh.. sana dipanggil itu
lo.Mbok ya cepetan” kata ibuku yang semakin membuatku kesal. “Wonten punapa
bulik?” terpaksa kupercepat langkahku. “Dip…Dip..Dip mbak Lia udah datang ini lo”
panggil bibiku pada Dipta. “mbak anaknya minta nomor teleponmu” ujar dipta
kepadaku. “hah ? siapa?” tanyaku(pur-pura tidak tau) “fahri , cepetan ya”
Singkat
cerita perkenalan itu tidak semulus seperti yang dibayangkan, awalnya memang
aku benci pada Ari karena secepat itu menyukaiku. Tapi ada untungnya juga
bagiku hehe karena dia aku jadikan motivasi dan moodku untuk belajar. Namun
perkenalan dari bulan Desember 2018 hingga
sekarang ,Ari belum pernah sekalipun mencoba mengirimkan pesan kepadaku
entah itu hanya bilang “hai” atau sekedar menanyakan kabar. Dalam penantian
sepanjang itu membuat konsentrasiku semakin terpecah, antara fokus dengan
kesibukan menjadi siswa kelas 12 dengan kisah asmaraku yang tidak jelas. Ya jelas lah ya setiap insan pasti membutuhkan
semangat ketika sedang berjuang untuk masa depan(especially wanita seperti
aku). Aku berusaha untuk mengesampingkan Ari, aku mencoba untuk berfikir
positif “barangkali dia ingin menguji seberapa kesetiaanku” kata-kata itu
selalu muncul dan terlintas saat aku mulai lelah dan putus asa untuk menanti.
Aku juga berfikir mungkin saja dia ingin mengajarkanku bagaimana rasanya
berjuang sendiri untuk mencapai kesuksesan dimasa nanti. Pernah aku merasa malu
dengan diriku. Aku hanyalah siswi SMA yang sebentar lagi akan melangkah untuk
merasakan secara langsung kejamnya kehidupan di dunia ini (aku ini masih
tergolong bayi) dan aku belum punya karir yang bisa aku banggakan . Sementara
Ari, Ari sudah memiliki karir yang sangat membanggakan bahwa sudah bisa dikatakan
dia adalah lelaki yang mapan dan sukses. “Mana layak aku bersanding dengannya
untuk saat ini, aku terlalu jauh tertinggal dari Ari” ucapku ketika memandang
angkasa (seperti puisi sebelumnya jika aku merindukan Ari aku selalu menatap
angkasa). Dari situ bangkit semangatku sedikit demi sedikit untuk menyaingi
Ari, aku berusaha bagaimana carannya aku harus sukses aku harus bisa lolos
ujian untuk masuk universitas impianku dan setidaknya aku nanti bisa
menciptakan beberapa prestasi yang bisa mempermudah pekerjaanku setelah wisuda
nanti dimana aku akan bangga dengan pencapaianku dan aku sudah merasa pantas
untuk menjadi pasangan Ari. Semangat itu bagaikan gelombang terkadang naik
turun tidak pasti (seperti dalam pelajaran Fisika terkadang membentuk lembah terkadang
juga puncak).
20 Maret kemarin tepat 3 minggu lalu , ketika
itu aku sedang mencurahkan keresahanku tentang kabar Ari yang masih tanda tanya
kepada teman sebangkuku si Eka “Mak,terkadang
rasa lelah itu ada” begitu pesan singkat yg kukirimkan pada Eka. “Sabar
lah nak mungkin dia sibuk,yang penting tetep semangat ” itulah balasan Eka yang
berusaha menguatkanku. Namun selang beberapa detik saja setelah balasan Eka ada
notif dari Instagran “Fahrizal Mulyadi mulai mengikuti anda” ..Whatttt???
sontak aku langsung mengabaikan chat dari Eka dan sesegera stalker karena foto
profilnya nampak lelaki memakai baju hijau kebanggannya .Ya ,seragam tentara
yang dikenakannya pada foto yang profil yang ia pasang. Di kumpulan temanku aku
memang terkenal sebagai tukang stalker yang handal, bahkan aku bisa tau tempat
tinggal,tanggal lahir bahkan mantan-mantan seseorang lebih dulu sebelum aku
mengenalnya lebih dekat. Dan benar saja feelingku,lelaki kelahiran Solo itu
adalah lelaki yang akan dijodohkan denganku. Aku seyakin itu karena cirri-ciri
yang diberikan adhikku memang sangat mirip dengan dia. Walaupun cirri-ciri yang
diberikan kurang spesifik dan hanya : lelaki kelahiran Solo, tingginya ngga
terlalu tinggi, ,berwajah manis. Sebenarnya sebelum aku mengetahui dia adalah
Ari yang dimaksud adikku,Aku sudah mencari-cari di sosmed baik lewat Instagram
maupun Fb dengan Username FAHRIZAL dan banyak sekali kandidat-kandidat yang mana
salah satunnya adalah Ari yang dimaksud (Fahrizal Mulyadi) itu sendiri. Para
akun yang bernama Ari itu aku screenshoot satu-satu dan aku pantau
perkembangannya (maksudku adalah aku ingin melihat apakah Ari-ari tersebut
sudah memiliki pasangan selain itu aku mencoba memahami karakternya satu
persatu ) maklum lah ya namannya juga bakal suami jadi sebagai calon istri kita
harus selektif dwong wkwkwk. Setelah memastikan bahwa ia adalah Ari yang akan
dijodohkan denganku segera aku melapor ke Eka dengan mengirimkan screenshoot
instagramnya dengan kusertai pesan teks “panjang umur,baru aja digosipin” lalu tak
lama Eka menanggapi “gila lu,keren abiss..rejeki jomblo menahun”chat dari Eka
itu kubalas dengan kata-kata yang santai agar Nampak biasa meskipun rasannya
LUARRR BIASAAAHHH!!.